Rangkuman Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas 3 SD
BAB III
Kura-kura dan Angsa
Kelas 3 SD
BAB III
A. Menentukan
Latar atau Setting dalam Cerita
Latar atau setting adalah waktu, tempat, dan suasana dalam cerita. Latar
dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Latar
waktu
Contohnya: pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, hari Minggu,
bulan Januari, dan lain-lain.
2. Latar
tempat
Contohnya: di rumah, di sekolah, di hutan, di kerajaan, di sungai, di
gunung, dan lain-lain.
3. Latar
suasana
Contohnya: sedih, gembira, mendung, panas, hujan, ramai, sepi, dan
lain-lain.
Contoh:
Kura-kura dan Angsa
Dahulu kala, di suatu danau di kota Magdha, hidup seekor
kura-kura. Dua ekor angsa undan juga hidup di dekat sana. Mereka bertiga adalah
teman yang sangat akrab.
Pada suatu hari, beberapa nelayan tiba di sana dan berkata, “Kita akan datang ke sini besok pagi dan menangkap ikan dan kura-kura.”
Pada suatu hari, beberapa nelayan tiba di sana dan berkata, “Kita akan datang ke sini besok pagi dan menangkap ikan dan kura-kura.”
Pada waktu
kura-kura mendengarnya, dia berkata kepada angsa-angsa undan, ” Apakah kalian
dengar apa yang dikatakan nelayan-nelayan tadi. Apa yang akan kita lakukan
sekarang?’
“Kami akan melakukan apa yang terbaik”. “Saya sudah pernah melewati waktu yang sangat mengerikan dahulu”, kata kura-kura. “Jadi bisakah engkau membantu saya pergi hari ini ke danau yang lain? “Tapi itu tidak aman untuk kamu dengan merangkak ke danau yang lain”, kata angsa-angsa undan.“Baik, kamu bisa mengangkat saya ke sana dengan menumpang dua di antara kamu” jawab kura-kura sambil merasa bahagia sekali dengan dirinya sendiri. “Bagaimana kita bisa melakukannya?” Tanya angsa-angsa undan. “Masing-masing bisa memegang ujung kayu di paruhmu sementara saya memegang kayu tengahnya di mulutku. Kemudian jika kamu terbang, saya bisa ikut dengan kamu”, kata kura-kura. “Rencana yang bagus sekali”, kata angsa-angsa undan. “Tapi ini juga sangat berbahaya karena kalau kamu membuka mulutmu untuk bicara, kamu akan terjatuh. “Apakah kamu mengira saya begitu bodoh?” Tanya kura-kura. Kemudian pada waktu angsa-angsa undan itu terbang sambil mengangkat temannya si kura-kura di kayu, mereka terlihat oleh beberapa orang penggembala sapi yang berada di bawah.
“Kami akan melakukan apa yang terbaik”. “Saya sudah pernah melewati waktu yang sangat mengerikan dahulu”, kata kura-kura. “Jadi bisakah engkau membantu saya pergi hari ini ke danau yang lain? “Tapi itu tidak aman untuk kamu dengan merangkak ke danau yang lain”, kata angsa-angsa undan.“Baik, kamu bisa mengangkat saya ke sana dengan menumpang dua di antara kamu” jawab kura-kura sambil merasa bahagia sekali dengan dirinya sendiri. “Bagaimana kita bisa melakukannya?” Tanya angsa-angsa undan. “Masing-masing bisa memegang ujung kayu di paruhmu sementara saya memegang kayu tengahnya di mulutku. Kemudian jika kamu terbang, saya bisa ikut dengan kamu”, kata kura-kura. “Rencana yang bagus sekali”, kata angsa-angsa undan. “Tapi ini juga sangat berbahaya karena kalau kamu membuka mulutmu untuk bicara, kamu akan terjatuh. “Apakah kamu mengira saya begitu bodoh?” Tanya kura-kura. Kemudian pada waktu angsa-angsa undan itu terbang sambil mengangkat temannya si kura-kura di kayu, mereka terlihat oleh beberapa orang penggembala sapi yang berada di bawah.
Karena
terkejut, para penggembala itu berkata, “Sesuatu yang aneh, lihatlah!
Angsa-angsa undan sedang membawa kura-kura ke suatu tempat.“Wah, kalau
kura-kura itu jatuh kita akan memanggangnya”, kata salah satu gembala sapi. “Saya akan memotong dia
menjadi bagian-bagian kecil dan memakannya” kata yang lain. Mendengar kata-kata yang
begitu kasar dari para gembala sapi, kura-kura lupa di mana dia sedang berada
kemudian berteriak dengan marah, “Kamu akan makan abu.” Pada saat dia membuka
mulutnya, ia kehilangan genggamannya dan dia pun jatuh terpelanting ke tanah
dan langsung disambar oleh gembala sapi kemudian dibunuh.
Angsa-angsa undan dengan sedih melihat kehancuran teman mereka (si kura-kura) dan dengan putus asa mengharap bahwa dia seharusnya mendengar nasihat mereka untuk tidak membuka mulutnya. Oleh karenanya, nasehat yang baik itu tidaklah ternilai harganya.
Angsa-angsa undan dengan sedih melihat kehancuran teman mereka (si kura-kura) dan dengan putus asa mengharap bahwa dia seharusnya mendengar nasihat mereka untuk tidak membuka mulutnya. Oleh karenanya, nasehat yang baik itu tidaklah ternilai harganya.
Latar
tempat : Di danau di Kota Maghda
Latar
waktu : Pagi hari
Latar
suasana : Sedih
Lihat juga
Rangkuman Bahasa Indonesia
BAB I http://ringkasankejadian.blogspot.co.id/2016/08/rangkuman-bahasa-indonesia-kelas-3-sd.html
BAB II http://ringkasankejadian.blogspot.co.id/2016/08/rangkuman-bahasa-indonesia-kelas-3-sd_9.html
Lihat juga
Rangkuman Bahasa Indonesia
BAB I http://ringkasankejadian.blogspot.co.id/2016/08/rangkuman-bahasa-indonesia-kelas-3-sd.html
BAB II http://ringkasankejadian.blogspot.co.id/2016/08/rangkuman-bahasa-indonesia-kelas-3-sd_9.html
No comments:
Post a Comment