Fenomena Alam
Imigran
Ekonomi &Politik
- Badai Erika Minggu 30 Agustus. Badai Erika telah menyebabkan sedikitnya 20 orang tewas di Dominika dan seorang lainnya di Haiti, sementara sejumlah lainnya masih hilang. Pemerintah Dominika melaporkan Badai Erika menimbulkan “kehancuran monumental” pada pulau kecil dengan luas 751 kilometer per segi yang dihuni sekitar 75 ribu orang itu. Pusat Badai Nasional di Miami mengatakan meskipun badai itu melemah, masih bisa menguat kembali sewaktu melintasi Teluk Meksiko.
- Badai Pasifik, Ignacio Selain badai Erika, badai Pasifik, Ignacio, telah meningkat menjadi badai kategori empat dan sedang menuju ke Kepulauan Hawaii.
Imigran
- Kamis, 27 Agustus, sekitar 200 migran dari Afrika, Timur Tengah, dan Asia tewas akibat kapal yang mereka tumpangi tenggelam di pantai Libya. Dilaporkan terdapat sekitar 400 orang yang menumpang di kapal tersebut
- Jumat, 28 Agustus. 71 mayat ditemukan membusuk dalam sebuah truk yang terparkir di jalan tol A4 menuju kota Wina. Puluhan mayat tersebut diyakini sebagai imigran gelap. Puluhan mayat terserbut terdiri dari 59 mayat berjenis kelamin pria, 8 wanita dan empat anak-anak. Tragis, mereka telah membusuk selama 2-3 hari.
- Hujan yang terus menerus menerpa sejumlah negara di Asia. Di Pakistan, banjir menewaskan 81 orang dan berdampak pada sekitar 300.000 orang selama dua pekan terakhir. Banjir bandang di bagian barat India telah menewaskan 26 orang. Dilaporkan sedikitnya 20 orang meninggal akibat tanah longsor di Negara Bagian Manipur yang berbatasan dengan Myanmar.
Banjir di Provinsi Quang Ninh, Vietnam, mengakibatkan sebanyak 14 orang meninggal. Sementara di Nepal, terdapat 36 orang yang tutup usia karena bencana serupa.
Sedangkan hujan deras di Myanmar menyebabkan banjir dan sedikitnya 156.000 orang dan mengakibatkan 27 orang meninggal dunia.
Ekonomi &Politik
- 29-30 Agustus, Ribuan warga Malaysia turun ke jalan. Aksi turun ke jalan dilakukan sehari dan pada saat Hari Merdeka Malaysia yang ke 58. Warga Malaysia yang turun ke jalan menuntut mundurnya Perdana Menteri Najib Razak terkait dalam aliran dana sebesar lebih dari $700 juta (sekitar Rp. 9 triliun) dari sumber asing yang tak dikenal kepada rekening bank milik sang Perdana Menteri.